Pengaruh F Stop terhadap Depth of Field 

Penulis bukan seorang fotografer, baik amatir apalagi profesional, sehingga sulit menjelaskan fenomena ini dari sisi teknik fotografi. Namun, apa yang penulis coba beberapa tahun lalu terhadap dua jenis lensa dengan F Stop berbeda memperlihatkan secara jelas betapa berpengaruhnya nilai F Stop  ini terhadap hasil gambar. Perhatikanlah dua screenshot di bawah ini.

Lensa Varifocal 3.5mm - 8mm 1/3" F1.0      
     
Pada F = 1.0 camera terlihat silau (istilah lainnya: whiting out), sehingga terlihat ada bagian tertentu yang fokus dan yang tidak. Dalam gambar di atas, bagian yang tampak fokus hanya filing cabinet di bagian depan, sedangkan sisanyakabur (out of focus). Perbandingan antara area yang fokus dengan area yang kabur tadi disebut dengan istilah Depth of Field (Ind.kedalaman medan). Perhatikan pula kepala, wajah, jam dinding dan anak tangga di area belakang. Semuanya seolah "tenggelam" oleh pantulan dinding berwarna putih, bukan?!
 
Lensa Varifocal 3.5mm - 8mm 1/3" F1.4
Namun, saat lensa diganti dengan F=1.4, pengaruh silau tadi semakin berkurang dan depth of field-pun menjadi lebih baik. Perhatikanlah kepala, wajah, jam dinding, anak tangga di latar belakang kini terlihat menjadi lebih jelas, bukan? Bahkan, ternyata di dinding ada whiteboard yang sebelumnya "tenggelam", tetapi kali ini tampak.

Depth of Field menyatakan perbandingan antara area yang fokus dengan yang kabur.  Depth of field yang besar akan memiliki area fokus yang luas pula, mulai dari objek yang dekat sampai dengan tak-terhingga. Sedangkan depth of field yang kecil hanya memiliki sebagian area saja yang fokus.  Depth of field dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Lensa sudut lebar umumnya memiliki depth of field (area fokus) yang lebih lebar ketimbang lensa zoom.  F stop yang tinggi memiliki area fokus yang besar juga. Pada lensa auto iris penyesuaian aperture (F Stop) ini akan selalu diikuti dengan variasi depth of field secara konstan. Depth of field cenderung akan mengecil pada malam hari,  karena pada saat itu lensa auto-iris akan terbuka penuh. Akibatnya objek yang tadinya tampak fokus di siang hari, pada malam hari bisa menjadi tidak fokus lagi.

Kesimpulan yang bisa diambil oleh penulis secara awam terhadap masalah ini adalah:
  1. F Stop (atau biasa disingkat F saja) merupakan parameter lensa yang berhubungan dengan kemampuan lensa tersebut dalam menahan cahaya.
  2. Nilai F yang kecil akan meloloskan lebih banyak cahaya daripada F yang besar.
  3. F yang besar lebih dibutuhkan pada siang hari (seperti pada percobaan). Sedangkan untuk malam hari –jika tidak terlalu kritis-  objek yang gelap bisa dibantu dengan penerangan tambahan.
  4. Kualitas lensa tidak hanya dilihat dari parameter F Stop saja. Jadi lensa dengan F besar tidak dikatakan lebih baik kualitasnya daripada F yang kecil.
  5. Kualitas hasil akhir gambar ditentukan juga oleh: resolusi camera, kualitas ccd, format camera, kualitas DVR dan adalah TV monitornya sendiri. Jadi dalam menentukan kualitas gambar, parameter F Stop tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya pegangan. 
  6. Untuk aplikasi outdoor ada yang menyarankan agar menggunakan lensa dengan F Stop yang  variabel, yaitu Auto Iris. Pertanyaannya adalah : Benarkah demikian?
 ICR (Infra Red Cutoff Removable)
Camera yang mencantumkan spesifikasi ini akan bereaksi terhadap lampu infra red tambahan. Jadi agar dapat melihat dalam kondisi gelap total, camera ini dapat dibantu oleh lampu infra red external. 

DSS (Digital Slow Shutter)
Jika disebutkan DSS (Digital Slow Shutter), maka sekalipun camera ini diberi infra red tambahan, tetapi  gambar akan tetap gelap.

IR LED
Menyatakan camera ini telah dilengkapi dengan lampu infra red yang built-in. Pada keadaan gelap, lampu IR yang berupa bintik-bintik merah di sekeliling camera akan otomatis menyala. Dalam keadaan ini, maka gambar yang dihasilkan adalah hitam-putih. Sedangkan pada siang hari lampu IR ini akan mati secara otomatis dan gambar yang dihasilkan akan berwarna.

Witout D&N and ICR 
Artinya camera ini tidak dilengkapi feature Day&Night dan Infra Red Cut Filter Removable.

WDR (Wide Dynamic Range)
Dengan feature ini komposisi cahaya di latar belakang tidak akan menyilaukan atau menggelapkan hasil gambar, sehingga tampilan yang dihasilkan menjadi optimal.
FLICKERLESS (Ind.bebas kedip)
Fungsinya agar camera tidak berkedip-kedip pada saat berdekatan dengan sumber yang mengganggu seperti lampu TL (neon) atau frekuensi listrik 50Hz yang ada di sekitarnya.

AUDIO (Optional)
Camera yang dilengkapi fungsi audio bisa mendengarkan suara melalui microphone yang dipasang di dalam camera. Optional menyatakan sifatnya belum built-in sehingga untuk itu diperlukan alat tambahan lagi, yaitu berupa audio board.

PIXELS
Pixel adalah singkatan dari picture element, yaitu satuan terkecil yang menyusun suatu gambar. Makin besar nilai pixel, gambar akan semakin tajam. CCD 270K pixel artinya chip ccd tersebut mampu menampilkan sebanyak 270.000 elemen.  K menyatakan kilo yang artinya 1000.

AGC
Auto Gain Control, level sinyal diatur secara otomatis sehingga diperoleh kualitas gambar yang tetap optimal pada level cahaya yang berubah-ubah.

BLC
Back Light Compensation, suatu teknik untuk mengurangi kuat cahaya dari latar belakang, sehingga objek yang ada di depan cahaya tersebut tetap terlihat jelas (tidak tenggelam di dalam cahaya itu).

W/B AUTO/HOLD
W/B artinya White Balance (Ind.keseimbangan putih), yaitu suatu pengaturan keseimbangan antara warna dasar Red, Green dan Blue dalam teknik warna. Rangkaian white balance dikatakan baik apabila perpaduan warna dasar tersebut dilakukan dengan akurat (proporsional), sehingga gambar tampak alami, tidak condong ke salah satu warna dasarnya. Contoh yang ekstrem untuk ini adalah bagaimana hijaunya warna daun dibandingkan dengan aslinya atau bagaimana coklatnya kulit manusia dibandingkan dengan aslinya.
AUTO/HOLD artinya bisa dipilih, apakah white balance dibiarkan diatur secara otomatis oleh camera (Auto) atau dikontrol secara manual oleh pemakai (Hold).

RS-232C
Menyatakan fungsi zoom pada camera ini bisa dikendalikan melalui DVR atau komputer dengan menggunakan sinyal RS-232C.

RS-422/485
Menyatakan fungsi zoom pada camera ini bisa dikendalikan melalui DVR atau komputer dengan menggunakan sinyal RS-422 atau RS-485.

download artikel (pdf)
Sumber : tanyaalarm.blogspot.com